Data ekonomi yang menunjukan tingkat pengangguran di Australia secara mengejutkan dirilis naik seiring dengan berkurangnya lapangan kerja. Perlemahan di pasar tenaga kerja ini merupakan yang pertama kali setelah mengalami kontraksi dalam 17 bulan terakhir.
Tingkat pengangguran naik menjadi 5,3% pada bulan Oktober, dari 5,2% pada bulan sebelumnya. Para ekonom memperkirakan tingkat pengangguran masih tidak berubah sama seperti bulan sebelumnya.
Dolar Australia langsung melemah setelah data ini dirilis, membuat spekulasi dari para pelaku pasar terkait penurunan suku bunga Reserve Bank of Australia pada Februari mendatang. Hal tersebut di dorong karena tingkat pengangguran yang melebihi 5,2%.
Tingkat pengangguran yang meningkat tentu berlawanan dengan kebijakan RBA saat ini, yang tengah berjuang untuk menahan tingkat pengangguran di 5,2% setidaknya sampai akhir tahun ini. Para ekonom berharap RBA mulai mengambil sikap untuk mengeluarkan kebijakan. Gubernur RBA Philip Lowe diharapkan dapat memanfaatkan situasi ketika mata uang terdepresiasi untuk meningkatkan ekspor dan mengangkat inflasi.
Sejauh ini, pemerintah Australia masih menolak usulan Lowe terkait dukungan fiskal, memicu spekulasi bahwa RBA harus beralih ke kebijakan konvensional tahun depan. Lowe dijadwalkan akan membahas tentang masalah ini di depan kongres pada akhir bulan nanti.
RBA telah memangkas suku bunga sebanyak 3 kali dalam tahun ini sejak bulan Juni untuk meningkatkan lapangan kerja dan merangsang aktivitas di sektor investasi. Tetapi sejauh ini pelonggaran tidak berdampak terlalu banyak dan hanya memberik efek pada pasar perumahan.
Pasangan AUD/USD terpantau turun sebesar 0,6% ke level 0.6799 siang ini.