Sterling kembali rebound dari posisi terendah terhadap beberapa mata uang utama khususnya dolar AS. Pasangan GBP/USD terpantau kembali rally dan bergerak di atas level 1.28 setelah anggota parlemen Inggris menolak kesepakatan Perdana Menteri Theresa May untuk meninggalkan Uni Eropa dengan hasil selisih suara yang cukup besar.
Meskipun hasil vote tersebut dapat memicu pergolakan politik yang pada akhirnya menyebabkan proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa mengalami banyak hambatan, Sterling mendapatkan dorongan dari sentimen pasar karena gagalnya hasil pemungutan suara ini kemungkinan besar akan “mendesak” para anggota parlemen untuk mencari jalan keluar yang lebih baik lagi.
Setelah diumumkan hasilnya memiliki perbandingan yang cukup besar, dimana parlemen memberikan suara sebanyak 432-202 suara menolak rancangan kesepakatan PM May, yang mana ini merupakan kekalahan terburuk bagi pemerintah dalam sejarah Inggris. Sejumlah anggota parlemen – baik pendukung dan penentang Brexit – sepakat untuk mencari opsi lain.
Sebelumnya Sterling merosot tajam sebanyak 1,2% ke level 1.268 terhadap dolar AS sebelum hasil pemungutan suara. Di waktu yang bersamaan indeks dolar AS juga turun setelah naik pada hari sebelumnya di tengah data yang menunjukkan ekonomi Jerman melambat pada 2018.
Sebelumnya Jerman merilis data yang menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu melambat menjadi 1,5% sepanjang 2018. Hasil itu merupakan tingkat pertumbuhan GDP paling lambat dalam 5 tahun terakhir. Perlu untuk diketahui, perkembangan ekonomi di Jerman sangat berpengaruh bagi Euro karena Jerman adalah negara dengan ekonomi terbesar di UE.